Minggu, 02 September 2012

Sumur Berdarah


      Kehidupan Dimas sebagai pengantin baru tidaklah sebahagia seperti yang dibayangkan oleh orang orang. Hal itu disebabkan istrinya yang bernama Dewi selalu saja diliputi rasa takut akibat sering di datangi oleh hantu Marni, mantan istri Dimas yang bergentayangan dirumahnya.
Memang, sebagai pengantin baru Dewi dan Dimas menempati rumah yang begitu besar hanya ditemani oleh seorang tukang kebun bernama Pak Bondan. Dewi mengaku sering melihat hantu Marni bergentayangan mendatangi dirinya.
Puncaknya terjadi sewaktu Dewi melihat mayat Marni yang penuh darah tergeletak didalam sumur dibelakang rumahnya. Dewi pun mengalami kesurupan dan sempat membuat panik Dimas. Akhirnya Dimas minta bantuan Mbah pujo untuk mengusir hantu Marni dari tubuh Dewi.
Setelah sadar Dewi menanyakan perihal kematian Marni kepada Dimas, namun Dimas hanya menjawab sekedarnya saja dan sepertinya ia tidak senang untuk membahas hal tersebut.
Beberapa hari kemudian Lisa (adik sepupunya Dewi) datang bersama Toni (suaminya) untuk melihat keadaan Dewi. Dewi menyambut kedatangan Lisa dan Toni dengan perasaan senang setelah lama tidak berjumpa. Namun Lisa dan Toni pun mengalami kejadian kejadian aneh selama menginap dirumah Dewi.
Toni berusaha menenangkan Lisa agar tidak takut tapi Toni sendiri akhirnya mati terbunuh dan Lisa menemukan mayatnya didalam sumur dibelakang rumah Dewi. Lisa sangat terpukul setelah kepergian Toni, ia jadi banyak melamun dan menangis. Dimas dan Dewi merasa kasihan melihat keadaan Lisa, mereka lalu mendatangkan Mbok Rono untuk menemani Lisa. Kepada Lisa, Mbok Rono mengaku bisa memanggil arwah Toni. Lisa gembira sekali dan mengatakan pada Mbok Rono kalau ia menemukan mayat suaminya didalam sumur.
Mbok Rono pun turun kedalam sumur untuk membuktikan perkataan Lisa, tak lama setelah turun kedalam sumur tiba tiba terdengar suara teriakan. Karena penasaran Lisa menyusul turun kedalam sumur, ia kaget setelah melihat Mbok Rono telah mati dan yang lebih mengejutkan ia menemukan mayat suaminya didalam sumur itu.
Lisa mengadukan hal tersebut kepada Dewi dan Dimas, ia menuduh mereka bersekongkol untuk membunuh Toni. Ternyata dugaan Lisa salah karena Dimas sendiri akhirnya mati terbunuh begitu juga dengan dirinya. Tinggal Dewi sendirian bertanya-tanya siapa gerangan orang yang melakukannya.
Dewi semakin panik sewaktu menerima surat ancaman dari seseorang yang hendak membunuhnya. Ternyata ancaman itu bukanlah gertakan semata, seseorang benar benar datang dan ingin membunuh Dewi. Dalam keadaan terdesak tiba tiba Pak Bondan datang menyelamatkan Dewi dan berhasil menghabisi pembunuh misterius itu.
Akhirnya teka teki pembunuhan di rumah Dewi terungkap dan pelakunya adalah Mbah Muja. Ia sengaja ingin menghabisi seluruh penghuni rumah karena ingin menguasai rumah Dimas beserta isinya.

 

Rabu, 29 Agustus 2012

Bertemu putri penjaga pantai



    Kejadian ini aku alami ketika aku tinggal di rumah nenekku di Jawa Timur, tepatnya di kabupaten Jember kecamatan Ambulu, karena aku SMA disana sedangkan kedua orang tuaku tugas di luar Jawa.

Cerita ini bermula dari kebiasaan kegiatan malam minggu aku dan teman2 nongkrong (yang sebagian teman sekolah). Biasa tiap malam minggu aku dan teman selalu berkumpul di warung kopi di perempatan jalan kecamatan, biasanya dilakukan sekitar jam 9an, karena sorenya melakukan kegiatan masing2, ada yang ngapel ada yang mbantuin orang tua dulu.

Biasa anak2 ABG kalau ngumpul biasanya main gitar, ada yang main kartu soalnya di warung itu tempatnya enak banget buat nongkrong. Tapi malam itu aku iseng2 usul sama teman2 "Masa kita tiap malam minggu disini mulu. Sekali2 jalan2 ke pantai yuk siapa tahu bisa dapat kenalan cewek.", sebab daerahku itu dekat sama tempat pariwisata pantai Watu Ulo jaraknya sekitar 15 km dari daerah kami.

Pantai Watu Ulo itu terletak di ujung Selatan kabupaten Jember dan biasanya kalau malam minggu ramai orang pacaran karena tempatnya yang teduh dan pantainya yang indah. Setelah berembuk bareng2 akhirnya teman2 setuju semua. "Kenapa tidak? masa anak muda malam mingguannya di warung kopi melulu, siapa tahu nanti di pantai bisa bakar2 ikan atau dapat kenalan cewek2" kata teman2 aku.

Akhirnya setelah semua setuju, kita yang ada di dalam warung itu berangkat naik motor. Ada yang boncengan ada yang sendirian, tapi aku sendirian naik motor. Ditengah perjalanan ketika melewati sawah2 tiba2 ban motorku kempes, untung di belakangku masih ada 2 pengendara motor yaitu temanku Toni dan Didin, jadi mereka menemaniku mencari tukang tambal ban. Bayangin kalau aku paling belakang wah pasti ketinggalan sendirian, mau teriak2 mereka udah pada ngebut karena waktu itu masih jarang handphone.

Setelah menelusuri jalan sambil menuntun sepeda motor (karena kalau dinaikin takut tambah parah bocornya), sekitar jalan 1km an baru menemukan tukang tambal ban, itu pun harus menggedor2 rumahnya karena udah tutup. Selesai ditambal langsung aku lanjutkan perjalananku. Aku berjalan beriringan bersama Didin menembus malam yang gelap, hanya lampu dari motor saja yang menerangi karena di sepanjang jalan tidak ada penerangan, maklum daerahnya melewati sawah2 dan rumah penduduknya jarang2.

Ketika aku sedang asik memacu kencang motorku, dari tampak kejahuan aku lihat orang yang sedang menuntun motornya. Karena merasa kasihan aku hampiri orang itu, setelah dekat ternyata dua orang perempuan yang masih seumuranku sekitar 17an. Didin juga ikut menghampiri. Setelah aku sapa, dia berhenti.

"Kenapa motornya mbak?" tanyaku. "Nggak tahu tiba2 saja mogok, tapi bensinnya masih penuh" jawabnya. Setelah nanya2 akhirnya aku putuskan bersama Didin untuk membantu dua gadis itu membetulkan motornya. Aku bongkar kabulator dan businya, dengan diterangi nyala lampu dari matorku akhirnya berhasil juga dan bisa jalan lagi.

Sebelum melanjutkan perjalanan dua gadis itu memperkenalkan namanya Diyah dan Inggit. Akhirnya kita jalan bareng menuju pantai. Tapi baru jalan lima ratus meteran Diyah yang menyetir motor membonceng Inggit menghentikan motornya, aku ikut berhenti. "Kenapa berhenti?" tanyaku. "Aku mau langsung pulang mas" jawab Diah. "Emang rumah kamu dimana?"."Di seberang sawah itu"

sambil menunjuk ke hamparan persawahan. "Wah jangan2 bukan manusia ini" pikirku. Buru2 aku kabur, ku pacu motorku meninggalkan dua gadis itu. Didin mengikutiku dari belakang dengan motornya. (Cerita ini bersambung, sebab udah ngantuk berat)

Note by Admin: Bagi pengirim cerita di atas, silahkan kirimkan lanjutan ceritanya agar saya posting dalam satu halaman, terima kasih.

Misteri lawang sewu

        Lawang sewu adalah bangunan bekas kantor Kereta Api di jaman penjajahan belanda.Bangunan Kokoh yang penuh misteri,itu pendapatku setelah masuk ke sana.walaupun aku di lahirkan di kota semarang tapi baru kali ini aku memasuki gedung lawang sewu.dulu aku hanya lewat saja.tak pernah terpikirkan untuk masuk di gedung tua peninggalan penjajah belanda itu.baru banyak tayangan TV suwasta yang menampilkan lawang sewu membuat hatiku tergerak untuk masuk kedalam.lama-lama penasaran juga aku.karena dekat dengan tempat tinggalku tapi tak pernah aku masuk.baru tanggal 15 kemarin aku memasuki setiap lorong di dalam gedung itu.
Memang pantas gedung ini di sebut lawang sewu.ternyata mempunyai banyak pintu di setiap kamar dan lorong-lorongnya.Aku sangat mengagumi bangunan peninggalan belanda ini.begitu kokoh dan megah.tapi sayang kurang terawat.padahal masih bisa di gunakan dan masih kokoh.begitu artistik menurutku dan begitu misteri di dalamnya.menurut pemandu yang mengantarku kemarin ada sebuah ruangan yang tak bisa di buka.di dekat bekas loket dan pintu masuk.dulu bekas ruangan untuk menyimpan uang.ruangan ini tak bisa di buka.karena terbuat dari pintu besi dan baja.kokoh dan menyimpan misteri.karena sejak jaman penjajah dan sampai sekarang tak pernah di buka dan tak bisa di buka.mungkin dulu ada kode-kode tertentu untuk membukanya,tapi karena belanda sudah hengkang dari negeri kita maka tak ada yang bisa membukanya sampai sekarang.kemungkinan berisi harta karun,uang atau bahkan bisa berisi emas batangan.karena sampai sekarang tak ada seorangpun yang bisa membuka ruangan ini.
Ku telusuri ruang demi ruang,begitu megah dan kokoh bangunan ini.kayu-kayunya masih bagus,hanya beberapa yang keropos.ini di sebabkan kurang terrawat dan kena air secara langsung.hingga lama kelaman menjadi keropos.sedangkan yang tak terkena air secara langsung masih sangat baik dan bagus.sayang gedung semegah ini tak di gunakan secara baik.coba bila di kelola dengan baik dan di bersihkan.akan sangat megah dan indah bangunan ini.kesan menyeramkan akan hilang dengan sendirinya.aku juga masuk di ruangan paling atas sendiri.ternyata penyangganya dari besi baja dan masih sangat bagus,tak ada karat bahkan kayak masih baru.betul-betul kokoh tiyang penyannganya.tapi sayang karena tak berpenghuni jadi sarang kelelawar.aku mencium bau kotoran kelelawar yang memaksaku turun kebawah.aku tak tahan dengan bau yang menusuk hidung itu.Kayaknya dulu ruangan teratas dipakai untuk penjara,dengan terlihat ada terali besi di pintu masuk ruangan ini.aku juga mau menuju ruang bawah tanah di gedung ini,tapi sayang karena baru musim hujan jadi lembab dan sedikit ada airnya.akhirnya aku putuskan tidak jadi masuk ke ruangan bawah tanah,walaupun oleh pemandu di sediakan sepatu bot dan senter, aku putuskan untuk membatalkan pergi ke ruangan bawah tanah di gedung lawang sewu.Ruangan bawah tanah adalah ruang penjara dan untuk jalan air di gedung itu.sebetulnya aku penasaran juga dengan ruangan ini.tapi karena keadaan yang tak memungkinkan ,aku tidak jadi masuk.kulanjutkan menyusuri ruang-demi ruang di gedung ini dan sampai akhirnya aku akhiri petualangan menyusuri gedung lawang sewu.Memang benar kata orang-orang.kalau lawang sewu mengandung begitu banyak cerita misteri yang belum terungkap.Coba kalau yang penasaran boleh datang ke kotaku.saksikan sendiri misteri yang ada di dalam lawang sewu.

Disini juga terdapat foto penampakan yang tidak sengaja tertangkap oleh kamera

        

Kisah Pasteur kepala buntung


penampakan Hantu Jeruk Purut mulanya dialami seorang penjaga makam Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut. Hantu itu berupa sosok pastur dengan kepala buntung, berjalan sambil menenteng kepalanya. Konon, pastur kepala buntung ini mencari makamnya sendiri yang terletak di unit kristen di pemakaman Tanah Kusir, Jakarta.
Nggak ada informasi pasti bagaimana kisah awalnya pastur kepala buntung ini, cerita kehidupannya ataupun bagaiamana ia meninggal. Yang pasti, jika kamu ingin menemui Pastur Kepala Buntung, datanglah ke TPU Jeruk Purut pada malam Jumat tengah malah dengan pengunjung berjumlah ganjil, sendirian, bertiga, berlima, dan seterusnya. Katanya, bukan hanya Pastur Kepala buntung yang menghuni TPU Jeruk Purut, banyak hantu lain juga seperti kuntilanak dan lain-lain, tetapi hantu pastur ini yang paling sering menampakkan dirinya.
Cerita lainnya pernah ada juga beberapa orang pemuda yang baru pulang dari sebuah acara dan kebetulan harus melewati jalan daerah TPU Jeruk Purut. Salah satu dari pemuda itu meremehkan kisah keangkeran TPU Jeruk Purut. Ketika mobil mereka melewati daerah tersebut, tiba-tiba mobil mereka mogok tetapi lampu mobilnya tetap menyala dengan sendirinya. Sempat mengecek ke luar, ketika masuk kembali ke mobil para pemuda itu melihat sosok Pastur Kepala Buntung nggak jauh di depan mereka.
Pemuda itu menekan pedal gas sekeras mungkin, tetapi mobil masih mogok. Beberapa saat kemudian mobil dapat menyala, tetapi tetap tak bisa melaju padahal speedometer sudah menunjukkan jarum ke angka maksimal. Akhirnya, mobil bisa melaju kembali namun pelan sampai fajar tiba dan keadaan kembali normal.

Ini foto kepala buntung

Selasa, 28 Agustus 2012

Pocong Setan Jompo

Film produksi Mitra Pictures ini menceritakan lima mahasiswa yang mengikat perjanjian dengan setan ! Cerita bermula saat lima orang mahasiswa yang semula normal menjadi berubah setelah kedatangan seorang wanita misterius. Wanita itu belakangan mengaku sebagai pengurus sebuah Panti Jompo. Cecil (Uli Auliani), mahasiswi komunikasi yang cerdas, baru saja putus dengan Ridho, karena tertangkap basah selingkuh dengan mahasiswi lain.

Joni(Rizky Mocil) anak rantau dari Garut yang santai menjalani kuliah dan Emilio (Herichan), sobat karibnya yang setia dan sering menjadi korban kejahilan Joni. Suatu pagi, tiba- tiba mereka berlima dipanggil untuk menghadap Pak Dekan dan mendapatkan tugas membantu suster Saskia, wanita misterius untuk mengurus Panti Jompo. Mereka sempat memprotes Pak Dekan, tapi ketika suster Saskia muncul, mereka terhipnotis dan menyatakan kesediaan mereka untuk membantu tanpa ragu–ragu. Tanpa ada yang menyadari bahwa mereka baru saja mengadakan perjanjian dengan setan yang sebenarnya, akibatnya nyawa mereka jadi taruhan